Bahasa
Daerah merupakan bahasa berbeda-beda yang dimiliki setiap daerah di Indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman, orang – orang mulai lebih sering menggunakan
bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa daerah. Hal ini dikarenakan
kecepatan informasi yang saat ini diterima setiap orang yang berskala nasional.
Jika perkembangan zaman yang membuat terkikisnya penggunaan bahasa daerah, maka
diperlukan juga solusi yang sesuai perkembangan zaman. Dan disini mim adalah
sarana informasi yang perkembangannya meluas dan bisa dikatakan setiap orang
tau atau pernah dengar mim.
Menurut
Eno Bening dalam video “Apa Itu Meme?”, mim adalah literasi internet, dimana
suatu gambar/video dikatakan sebagai sebuah mim jika memiliki 3 syarat, yaitu :
memiliki pesan tersirat, tidak berdiri sendiri, dan memiliki format.
Singkatnya,
mim adalah sebuah gambar atau video yang memuat ide dan gagasan yang tersirat
sesuai dengan format mim yang ada. Pada umumnya mim digunakan untuk memparodikan
suatu fenomena dengan tujuan menghibur. Dengan mengkombinasikan format mim dan fenomena
yang ingin disampaikan, maka akan tercipta suatu esensi mim. Proses menuju pencapaian
esensi mim ini adalah sebuah literasi (meme).
Dalam hal ini, membuat sebuah mim yang
mengkombinasikan antara literasi mim dan literasi berbahasa daerah akan
menciptakan suatu sarana pembelajaran baru.
Dalam
proses pembuatan mim, ada poin poin penting yang harus diperhatikan, yakni:
1. Format,
adalah struktur dari pembuatan mim itu. Setiap format mim yang sudah ada
memiliki struktur yang berfungsi untuk mengarahkan informasi/bahan yang
dicantumkan baik berupa gambar lain ataupun tulisan. Maka jika ingin membuat
format mim baru, diperlukan pemahaman untuk menentukan kemana format mim
tersebut mengarahkan konteks mimnya.
2.
Bahan,
adalah segala sesuatu yang dicantumkan untuk mengisi format mim yang digunakan.
3.
Konteks,
adalah hasil dari format mim yang ditambahkan bahan mim. Konteks mim berupa
informasi tersirat akan sebuah fenomena yang hanya bisa dipahami jika sudah
paham arah penggunaan format mim dan makna bahan mim yang dicantumkan.
Layaknya
sebuah puisi, mim harus memiliki pesan tersirat, sehingga para pembaca berusaha
untuk memahami isinya. Karena mim memiliki format dan difokuskan untuk memberi
pesan yang tersirat, maka untuk membuat mim dengan konteks dan pesan berbasis
bahasa daerah, diperlukan 2 pemahaman yang berbeda, yakni pemahaman format mim
dan pemahaman bahasa daerah. Diperlukannya pemahaman ini yang membuat mim berbeda
dengan poster, pamphlet atau pun gambar lucu lainnya.
Ini
adalah salah satu contoh mim. Disini saya membuat mim dengan menggunakan format
mim “You Better Watch Your Mouth” yang berarti “Sebaiknya Kau Jaga Mulutmu”
dari Animasi Spongebob, dimana mim dengan format ini menjelaskan tentang
bagaimana suatu kata atau kalimat yang sebenarnya biasa saja bagi subjek
A(Orang Sunda), tetapi dianggap kasar oleh subjek B(Orang Bali). Untuk memahami
pesan yang ingin disampaikan mim ini, anda harus memahami format mim yang
digunakan, juga memahami fenomena arti kata “cicing” dalam bahasa Sunda, dan
arti kata yang sama dalam bahasa Bali. Ketika suatu bahan mim dicantumkan tidak
sesuai dengan format yang digunakan, maka akan disebut misused meme (mim yang salah), inilah mengapa dibutuhkan literasi
untuk membuat mim. Format mim bisa diciptakan sendiri , sedangkan format mim yang
sudah ada tidak bisa diubah, namun bisa dikembangkan asalkan arah dari pesan
yang ingin disampaikan tetap sesuai format.
Terciptanya
sebuah mim memicu otak kita untuk memahami pesan tersirat yang terkandung, dan
pesan tersirat dari sebuah mim memicu otak kita untuk memahami fenomena yang
terja. Disinilah proses literasi itu berlangsung.
Perkembangan
mim juga sudah tercium oleh pemerintah. Pada Bulan Agustus 2019, Kemendikbud
mengadakan lomba membuat mim dalam FLS (Festival Literasi Sekolah) yang
diadakan di jenjang SMA. Namun event tersebut mendapat banyak kritikan dari
netizen dikarenakan mim buatan para pemenang pada lomba tersebut tidak sesuai
dengan definisi mim yang berkembang di internet.
Lalu
selanjutnya pada tanggal 1 februari 2020, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali akan mengadakan
suatu event perlombaan bernama Bulan Bahasa Bali yang bertujuan sebagai
penguatan budaya berbahasa Bali, dan salah satu lombanya adalah Lomba Pembuatan
Meme Online Berbasis Bahasa, Aksara dan Sastra Bali.
Jika
ditelaah lebih dalam lagi, ternyata Presiden Jokowi sudah melihat perkembangan mim
sebagai sebuah literasi sejak 3 tahun lalu, sehingga beliau mengusulkan adanya
Jurusan Meme ketika berpidato di Jakarta bulan agustus 2017. Disini sudah
terlihat bahwa pemerintah benar benar serius dalam menjadikan mim sebagai
sarana literasi.
Namun,
adanya perspektif yang berbeda antara Kemendikbud dengan Mimer (pembuat meme)
Indonesia membuat pemahaman akan definisi dan tujuan mim tidak mendapatkan titik temu, sehingga
diperlukan suatu kajian yang lebih mendalam mengenai perkembangan mim sebagai
literasi ini.
Comethazine-Walk
No comments:
Post a Comment